20 Desember 2011

Desember Setahun yang Lalu

Nggak ada yg bisa nyangka, sekalipun itu gue sendiri, bahwa sampai hari ini gue masih bisa bareng-bareng sama rizky ramadhani. Kita udah hampir satu tahun bareng-bareng alias pacaran. Bulan ini bulan desember, di mana setahun yg lalu, bulan desember ini bulannya gue sama dia lagi deket-deket malu-malu kucingnya. Masih inget banget sama suasana bulan desember setahun yg lalu.

Galaunya pol banget waktu desember tahun lalu. Status gue waktu emang jomblo, tapi gue merasa hati gue terikat dengan orang yg gue rasa bakal punya kisah sama gue kalau gue tungguin dia. Tapi ternyata, jaminan itu nggak kunjung datang sampe akhirnya rizky muncul duluan dengan aura-aura kasih sayangnya. Gue ‘mencium’ ada aroma kehangatan yg dia tawarkan. Bikin gue galau gue harus berbuat apa.

Sejujurnya dari awal gue tahu kita bisa deket (lagi), gue berharap agar semuanya nggak lebih dari perasaan terhadap temen deket. Gue memohon banget supaya nggak ada ‘perasaan cinta’ di antara kita berdua. Gue nggak mau cari masalah dengan memulai semuanya. Tapi sayang, mencoba kembali dekat dengan rizky merupakan suatu pilihan dan tanpa sadar gue udah memulai semuanya dari situ. Dan gue akhirnya menyadari, gue membutuhkan sosok sepertinya.

Gue takut kalo pilihan gue salah dengan melepaskan bayang-bayang dalam harapan dan memulai kehidupan gue yg baru sama rizky. Bulan desember setahun yg lalu, kebersamaan itu nampak erat, begitu dekat, suasananya beda, hari-hari penuh dengan tanda tanya dan rasa penasaran, dan lain-lain yg gue sulit ungkapkan di sini.

Gue bahkan ingat setiap tanggal penting yg terjadi di bulan desember. Semuanya berawal dari tanggal 4 ketika gue mengundang temen-temen seangkatan untuk makan-makan di rumah gue dalam rangka ulang tahun gue dua minggu yg lalu. Memang nggak ada yg spesial awalnya. Tapi, begitu acara bubar dan rizky nggak beranjak pulang hingga jam 10 malam, banyak obrolan yg terjadi saat itu. Memang, kita berdua masih membicarakan pasangan masing-masing yg sebenernya sudah nggak menganggap kita sama sekali sebagai bagian dr hidup mereka. Mungkin nasib kita sama, sehingga kita merasakan hal yg sama dan menginginkan sesuatu yg sama. Kenangan yg membekas malam itu adalah ketika gue mengucapkan “bahwa jodoh nggak ada yg tau. Bisa aja gue jodoh sama rizky, atau sama orang lain, sama andra, sama dwi. Nggak ada yg tau kan? Jadi jalanin aja..” dan tanpa gue ketahui, rizky menanggapi serius ucapan gue yg asal ceplos itu. Dia malah merasa di balik ucapan gue terdapat sesuatu yg mengundang dan memancing, menimbulkan makna penting.

Tanggal 9, untuk pertama kalinya kita nonton berdua. Cuma nonton Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 sih. Lokasi di Detos, mall yg paling deket kampus. Suasana di bioskop saat itu bener-bener... haaah~ #senyumsenyum deg-degan, bingung, antara mau nengok dan nggak nengok untuk saling memandang satu sama lain. Tangan nggak sengaja bersntuhan aja langsung salting wkwk hari itu rizky sangat romantis dan pengertian (mungkin itu strateginya supaya bisa lancar pdkt sama gue hehe :p) di saat gue kedinginan, dia nyelimutin gue pake jaket birunya :’)

Tanggal 13. Lokasi di Jalan Margonda Raya, Depok. Lebih spesifiknya di Kober. Untuk pertama kalinya kita berdua gandengan tangan saat nyebrang. Jujur, mungkin rizky refleks. Tapi sejujurnya itu bikin gue tersentak, kaget dan sempet gak berpikir melainkan terpaku ke tangan gue yg begitu lembut digenggam dia. Begitu inget gue lagi nyebrang, gue langsung fokus lagi. Begitu sampai di seberang, salting deh dua-duanya hahahaha :D
Tanggal 14, kita ngobrol-ngobrol berduaan di Klaster (Kelas Terbuka) di kampus, tamannya bagus apalagi pemandangannya saat sore hari. Biasanya kita menyebut kebiasaan ngobrol bareng itu adalah ‘main mata’ hahaha. Kita banyak ngobrol di sana, sampe akhirnya rizky menyempatkan waktu buat nganterin gue pulang ke rumah. Yg paling gue ingat hari itu adalah rizky pake kaos warna oren, motor yg dipake buat nganterin gue adalah motornya boim, dan salam perpisahannya adalah ‘toss’ :D hahahaha

Tanggal 16, ini acara nonton kita yg kedua. Dadakan, tanpa rencana. Ternyata memang ya sesuatu yg di luar rencana itu jauh lebih menyenangkan dan menegangkan. Peristiwa tanggal 13 terulang lagi di tanggal ini. Bedanya, kalo tanggal 13 karena refleks, sedangkan tanggal 16 ini sepertinya memang sudah sama-sama keinginan masing-masing. Alhasil, gara-gara gandengan tangan sepanjang jalan-jalan berdua, bikin gue merasa aneh juga. Kita akhirnya memutuskan untuk memanfaatkan waktu yang tersisa setengah jam sebelum akhirnya gue harus pulang jam 6 sore. Masih teringat dengan jelas pula kebimbangan dan kegalauan gue atas apa yg terjadi hari itu. Semuanya di bawah kesadaran gue sepertinya, haha. Gue mencoba menahan agar jangan terjadi, tapi tanpa sadar entahlah kapan semua itu dimulai. Akhirnya gue keluarkan semua unek-unek gue selama ini tentang perasaan gue yg masih acak-acakan antara menunggu atau melanjutkan hidup gue. Awalnya gue takut rizky jadi merasa ‘mundur’ untuk melangkah bareng gue. Tapi pengakuan gue tentang kebimbangan ini justru melegakan hati gue dan nggak berpengaruh buat dia J

Tanggal 17, kita pingitan. Ini untuk pertama kalinya kita sepakat untuk nggak komunikasi selama 24 jam dan akan komunikasi lagi esok hari.

Tanggal 18, pingitan usai. Kita janjian mau jalan-jalan ke planetarium tapi begitu sampai sana, pertunjukkan jam terakhir udah mulai dan tiket udah habis. Kita sadar kita memang telat berangkatnya. Tapi jujur, gue nggak merasa bete atau apapun ketinggalan pertunjukkan itu. Gue merasa terlalu sayang untuk melewati hari itu diisi dengan bete kesel dan marah terhadap sesuatu yg emang ga patut diberikan perlakuan seperti itu. Akhirnya kita ke taman menteng. Di sana kita menghabiskan waktu dengan ngobrol-ngobrol. Hari itu kata kuncinya adalah makan bakso malang berdua, rizky nulis puisi buat gue, gue membuatkan rizky tiga origami burung-burungan, dan lily (nama lain HTS-an atas kesepakatan kita berdua) hihiy :p

Tanggal 19, kita nonton wayang berdua di Kautaman, TMII, bareng sama temen-temen kampus juga. Pulangnya kita sempet makan hokben berdua untuk pertama kalinya di Cilandak J

Tanggal 20, huaaaaaa ini yg seru hahahaha rizky pertama kalinya nyium pipi gue :p hehehehe

Tanggal 22, kita smsan sempet ngomongin tentang ‘kapan ya kita resmi jadi edelweiss?’. Akhirnya sepakat tanggal 01-01-11 kita resmi jadian nantinya.

Tanggal 28, kita jalan-jalan ke Monas gratisan bareng sama yg punya monas #eh maksdunya temen kampus hehe hampir seangkatan kita jalan-jalan ke monas. Dan hari itu serasa dunia milik berdua (meski ada yg sirik sama kemesraan kita ==”) tapi gue ga peduli ah, emang dasar yg sirik aja yg gatau diri. Plin plan sm omongan sendiri. Aaaa sudah lupakan. Kita pertama kalinya naik busway berdua, sempet kejebak macet setelah ganti angkutan gara-gara ada pohon tumbang. Jadinya ngikut rizky ke daerah rumahnya dan gue dianterin pulang naik motor sama dia. Nyampe rumah jam setengah 12 zzzzzz -_____-“ tapi... aku bahagia :D

tanggal 31, penutup akhir tahun kita hias memang hanya dengan smsan sepenjang menunggu detik-detik peresmian tanggal jadian hahaha. Rizky ngomongin soal misi-misinya waktu pedekate sama aku. Entahlah mengapa semuanya terdengar begitu romantis J dan begitu jam 24:00 kita resmi jadian J keesokan harinya kita ketemu untuk ngedate, dia ngasih gue gambar edelweiss dengan puisi terindah untuk kesekian kalinya dan gue ngasih dia origami burung kertas ukuran 4x4cm sejumlah 474 yang berarti 4+7=11 dan 7+4=11 maka 01 januari 2011 J

alhamdulillah, desember ini terasa lebih romantis (bagi rizky) tapi bagi gue tetap sama menegangkannya. Lagi-lagi menunggu masa-masa pergantian tahun yg berarti menunggu detik-detik the first anniversary kita :D :D :D gak kebayang banget bisa melewati semuanya selama hampir setahun.. rasanya seperti baru kemarin menjalani desember 2010 :D hahahaha

semoga edelweiss akan terus abadi seabadi namanya :’)


setahun yg lalu 2010..

tahun ini 2011..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar