17 Januari 2012

buat beasiswa

Essai Beasiswa Tanoto Foundation
Oleh Rara Indah Nova Nindyah, 1006764750
Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Universitas Indonesia

Awalnya, niat saya setelah lulus SMA adalah kuliah di jurusan Sastra Indonesia. Sayangnya, grade untuk diterima di jurusan tersebut memang sangat tinggi. Sehingga saya diterima di jurusan Sastra Daerah untuk Sastra Jawa di Universitas Indonesia. Menyadari bahwa saya mendapatkan jurusan yang bukan sepenuhnya keinginan saya, cukup kecewa memang. Tapi lolos ujian seleksi dan terdaftar sebagai salah satu mahasiswa UI merupakan prestasi dan kebanggaan tersendiri bagi saya.

Sejak saat itu, saya mulai menekuni setiap mata kuliah yang saya temui saat masa-masa perkuliahan. Banyak yang belum saya mengerti, tetapi hal itu yang membuat saya menemukan banyak hal baru, ilmu baru, dan pengalaman baru yang tidak pernah saya temui di masa sekolah dulu. Sastra Jawa cukup membuka mata saya yang awalnya sama sekali tidak begitu mengenal tentang budaya, padahal saya masih keturunan darah Jawa Timur. Saya juga mulai terbiasa mendengar dan berbicara satu bahasa dengan teman-teman saya yang kebanyakan dari daerah Jawa Tengahan dan Jawa Timuran.

Sejarah awal saya memilih untuk kuliah di Sastra Jawa memang agak rumit. Saya hanya mencoba memahami diri saya sendiri, kira-kira apa yang paling saya inginkan selama ini, apa yang paling melekat dengan diri saya selama ini. Sejak SMP saya memang sudah hobi menulis, bahkan saya tekuni hingga SMA. Mungkin hal inilah yang membuat saya memiliki tekad, saya ingin lebih memperdalam tentang sastra, bahasa dan sebagainya. Waktu sekolah, saya paling suka pelajaran Bahasa Inodonesia, padahal banyak teman-teman saya yang menghindari pelajaran tersebut. Buat saya, sastra itu menyenangkan.

Sastra Jawa bukan suatu penghalang bagi saya untuk belajar sastra. Antara sastra satu dengan yang lainnya, yang dipelajari tentu sama. Hanya saja bahasa dan budayanya saja yang berbeda. Sastra Jawa itu lebih fokus dibandingkan dengan Sastra Indonesia, itu yang baru saya sadari setelah tiga semester kuliah. Ada lagi hal yang membuat saya beruntung sekali menjadi mahasiswa Sastra Jawa, yaitu ketika sepupu saya berkata bahwa orang-orang yang belajar di Sastra Jawa merupakan orang-orang pilihan dan tidak semua orang bisa dan mau untuk terjun ke sana. Saya mengambil kesimpulan bahwa saya adalah orang pilihan tersebut, artinya saya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan langka ini.

Ada beberapa alasan unik mengapa saya ingin belajar Sastra Jawa, yaitu saya ingin jalan-jalan ke Candi Borobudur, berkeliling di Yogyakarta dan ingin jadi penulis. Banyak yang tidak percaya bahwa hingga saat ini saya belum pernah ke Candi Borobudur. Jika suatu hari saya diberikan kesempatan untuk jalan-jalan ke Candi Borobudur, saya pasti sangat senang sekali.

Berbicara tentang menjadi penulis, hal itu merupakan cita-cita saya sejak dulu kala ketika saya merasa senang sekali dengan menulis. Untuk menjadi penulis sebenarnya mudah saja apabila kita punya niat dan tekad. Lewat Sastra Jawa, saya berpikir siapa tahu di 5 tahun mendatang setelah saya lulus nanti, saya bisa menjadi penulis. Saya bisa berkeliling Yogyakarta dan menjadikannya latar di beberapa tulisan saya suatu hari. Mungkin juga berkeliling di beberapa wilayah Jawa untuk meneliti sambil mencari inspirasi untuk bahan tulisan saya. Siapa tahu.

Selain menjadi penulis, saya juga ingin sekali bisa mengajar tari daerah untuk anak-anak. Sudah terlalu banyak tari-tarian daerah yang hampir dilupakan oleh remaja saat ini. Oleh karena itu, saya rasa jika mengenalkan budaya sejak dini merupakan salah satu cara yang cukup menjamin. Meskipun di kemudian hari belum tentu mereka mendalami hal itu, tapi paling tidak mereka mengenal dengan budayanya walaupun hanya lewat tari-tarian dan lagu-lagu daerah.

Akan sangat menyenangkan jika suatu hari di 5 tahun mendatang setelah saya lulus nanti, saya bisa tinggal di Yogyakarta. Selain sibuk menulis dan tidak bosan-bosannya berkeliling Yogyakarta untuk mencari inspirasi, saya ingin bisa mempromosikan budaya Jawa, dari barat hingga timur, go to international. Caranya mungkin bisa lewat buku-buku yang saya tulis, atau seminar, membuat event-event tentang budaya Jawa, dan masih banyak lagi. Tetapi, meskipun saya begitu berminat sekali dengan Jawa, tentunya saya tidak pernah bisa membendung harapan bahwa saya juga ingin berkeliling Indonesia untuk mengenal dan mempelajari budaya Indonesia satu persatu.

Semua keinginan yang saya anggap sebagai ratusan cita-cita saya itu tidak akan bisa terwujud dengan begitu saja jika saya hanya diam, duduk menunggu keajaiban. Tentunya saya harus bergerak, melakukan banyak cara untuk mencapai itu semua. Langkah-langkah yang akan saya tempuh yaitu seperti mempelajari, memperdalam, dan terus mencari tahu tentang Sastra Jawa lewat semua mata kuliah yang ada. Saya juga sedang aktif mengikuti organisasi jurusan untuk mengurus majalah dinding Sastra Jawa, dari situ saya akan terlatih untuk mencari berita dan menulis, juga terasah untuk berpikir kreatif.

Selain itu, saya akan menghadiri seminar-seminar tentang kebahasaan dan kebudayaan, juga selalu aktif mengikuti perkuliahan dan acara penelitian jurusan, dan tidak pernah bosan untuk membaca. Ada lagi hal yang ingin sekali saya lakukan untuk menunjang cita-cita saya sebagai guru tari di masa depan nanti, saya ingin bisa mengikuti sanggar tari untuk memperdalam tari-tari daerah. Hanya saja biaya untuk mengikuti sanggar tari terbilang cukup tinggi nominalnya bagi kehidupan finansial saya. Terakhir, saya akan memperluas pergaulan agar mendapat banyak hubungan dan ikatan dengan orang-orang yang siapa tahu suatu hari bisa berkerjasama dengan saya dalam bidang bahasa dan budaya.

Cita-cita tidak akan pernah bisa diraih jika seorang pemilik cita-cita tersebut hanya diam dan menunggu nasib. Dibutuhkan banyak sekali perjuangan dan usaha untuk mencapainya. Niat dan tekad yang kuat juga diperlukan, baru setelah semua itu memohon doa agar Tuhan mau memberikan balasan yang setimpal dengan apa yang telah kita perjuangkan. Besar harapan saya, segala usaha dan perjuangan yang diiringi dengan niat dan tekad yang kuat, Tuhan mau melihat dan mendengar doa saya demi mencapai cita-cita dan harapan.

1 komentar: