26 Januari 2014

Ketika Cemburu Menyelimutimu

Akhir-akhir ini kamu cemburuan. Ya, sangat cemburuan.
Apapun sikapku, jika bersama pria itu, akan selalu salah di matamu.
Apapun yang kulakukan, sekalipun hanya menyapa apa kabar, jika kepada pria itu, akan selalu ada mata-matamu yang mengawasi.

Terkadang, saat bersama pria itu, aku telah bersikap wajar dan tak berlebihan seperti dulu.
Aku mengakui bahwa dulu aku memang mencari cara agar mendapat perhatiannya.
Kini, aku berbeda. Aku berusaha untuk memahamimu. Menghormatimu, menghargaimu sebagai kekasihku.
Tapi...
Entah dari sisi mana kau melihat aku masih sama seperti yang dulu.
Kau bilang aku selalu memperlakukan pria itu dengan cara yang beda dibanding aku bersama yang lainnya.
Kau bilang tatapanku tak bisa berbohong, dan kau selalu menangkap bahwa tatapanku teramat dalam masuk ke dalam tatapannya.

Tuhan...
Apakah kesempatanku sudah habis?
Aku tahu aku salah. Sangat salah. Sangat berisiko. Jika kau bukan kau, mungkin aku sudah dicampakkan. Sudah ditinggalkan, dan dilupakan.
Tapi kau adalah kau. Yang selalu mau membuka pintu maaf yang sebesar-besarnya untukku yang pengkhianat ini.

Kau harus tahu.. Bahwa aku takut saat kau cemburu.
Aku takut kau tak mampu mengontrol emosimu. Kau akan melakukan kesalahan tidak di hadapanku saja. tetapi juga di hadapan orang lain. Maka mereka akan tahu ada sesuatu di antara kita.
Aku juga takut.. cemburumu akan lebih menyakitiku, lebih dari ini.

Kau telah memberiku pilihan waktu itu.
Dan aku telah berusaha untuk memilih dan berkomitmen atas pilihanku.
Lalu mengapa alam bawah sadarmu selalu berkata begitu?!

Mungkin alam bawah sadarmu terlanjur amat kecewa dan marah. Hanya saja kenyataannya kau tak mampu berbuat apa-apa.. 

Ketahuilah, aku masih menyayangimu. Aku masih berusaha menjadi yang pantas untukmu..
Aku selalu berusaha agar tak ada yang sia-sia.. Aku mohon.. Jangan membuatku takut lebih dari ini.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar