9 Maret 2012

29 Februari, Penutup Akhir Bulan yg Berkesan

tanggal 29 februari 2011 lalu, merupakan hari yg mengesankan buat gue, guys! hari itu hari rabu, di mana ada mata kuliah filsafat yg bikin gue begadang ngerjain tugasnya, gataunya cuma dengerin presentasi dari 4 kelompok di kelas. perkuliahan berjalan begitu menyenangkan (meski ada tegang sedikit :p).


setalah matakuliah itu, gue langsung ke gedung 6 untuk ngikutin mata kuliah semantik pragmatik yg amat sangat membuat gue ngantuk. ck- ruang kelasnya itu yg bikin rasa ngantuk menyerang dengan begitu dahsyatnya. apalagi waktu itu ujan gede pula.


hah?! hujan?! ckck- gue bete banget rasanya pas tau ujan. karena hari itu gue mau nonton sm pacar jadi terhambat. jadi lebih sore berangkatnya ke bioskop di daerah Cinere (tempat favorit kalo nonton di sana). alhasil, sempet nekat menerjang ujan gerimis yg agak deres juga, kita tetep berangkat meluncur ke Cinere.


sampai sana, kita telat nonton yg jam kedua. akhirnya ngambil yg jam ketiga yaitu jam 5 kurang 10 menit. sambil nunggu kita main-main ke gramedia. mau tau gue nonton apa? gue nonton "Malaikat Tanpa Sayap" garapan sutradara Rako Prijanto udah dari lama banget (dari awal bulan februari) gue pengen banget nonton film itu. soalnya gue tau film itu dari Dee, penulis terkenal yg gue tau abang gue pernah ngacungin jempol buat karya-karyanya. ternyata lagunya Dee alias Dewi Lestari yang berjudul "Malaikat Juga Tahu" dipake sebagai OST dari film tersebut.






Malaikat Tanpa Sayap, gue kira film yg isinya drama romance anak muda yg bikin orang bisa nebak jalan ceritanya. tapi gue salah. pacar gue yg paling bawel kalo udah nonton film cengeng begitu juga akhirnya diem karena gak bisa nebak jalan ceritanya hahaha~


Menurut gue film ini menceritakan tentang hubungan anak dengan seorang ayah, begitu juga sebaliknya. sebenernya, keduanya, antara anak dan ayah ini sama-sama saling berkorban untuk kehidupan keduanya. dan tujuannya juga cuma satu dalam keluarga, yaitu bahagia. tapi mungkin karena egois masing-masing jadinya hubungan mereka ga terlalu baik, malah bisa dibilang agak jauh.


Ceritanya begini.
Vino (Adipati Dolken) terpaksa harus putus sekolah untuk membiayai kehidupan di keluarganya, Apalagi sejak Ibunya (Kinariyosih) pergi dari rumah meninggalkannya dengan Ayah (Surya Saputra) dan adiknya, Wina (Geccha Qheagaveta). Nasib baik memang sedang tidak berpihak bagi keluarga Vino. Sudah jatuh miskin, Vino harus menghadapi musibah ketika adiknya harus dioperasi karena kaki adiknya terluka. Adiknya harus segera dioperasi karena kalau tidak nyawa adiknya jadi taruhan. Vino berusaha mencari uang ke sana kemari untuk biaya pengobatan. Mengandalkan ayahnya yg hanya seorang supir taksi pun tak menjamin baginya. sampai suatu hari ia bertemu dengan seorang calo (Agus Kuncoro) yg menawarkan sebuah 'tawaran' menggiurkan, apalagi imbalannya sangat disayangkan untuk dilewatkan begitu saja.


Suatu hari, di rumah sakit, Vino bertemu dengan Maura (Maudy Ayunda) yg sebenarnya memiliki penyakit yg membuat hidupnya tinggal menghitung hari. Maura merahasiakannya dr Vino karena tak ingin Vino mengganggapnya sebagai orang sakit. Hari-hari Maura mulai berubah sedikit berwarna sejak bertemu Vino. hal itu lah yg dilihat oleh Ayahnya Maura (Ikang Fauzi), kini putrinya banyak tertawa dan ceria.


kepepet, Vino akhirnya menyetujui tawaran Calo itu. ia pun menerima bayaran di muka yg bisa digunakannya untuk membiayai pengobatan Wina dan membeli rumah lamanya yg dijual dulu. Meski sebenarnya Vino masih bimbang untuk meneriwa tawaran sebagai pendonor jantung tersebut. jauh di lubuk hatinya, ia masih ingin bersama dengan ayah dan adiknya. sampai akhirnya terbongkarlah rahasia bahwa orang yg akan didonorkan jantung oleh Vino adalah Maura. Vino kacau mengetahuinya karena ia terlanjur mengikat janji akan terus selalu bersama dengan gadis lemah itu.

tak ingin kekasihnya meninggal, Vino akhirnya menyetujui untuk mendonorkan jantungnya. hari-hari terakhir sebelum ia memutuskan untuk 'pergi selamanya', Vino berusaha memperbaiki sikap dan hubungannya dengan keluarganya. ia juga menemani hari-hari Maura yg akan terus sehat setelah ini. semuanya mengajarkan banyak hal bagi Vino. ia juga menulis beberapa surat untuk ayah, Maura dan wasiatnya. berharap orang yg ditujunya dapat membaca surat itu saat ia meninggal nanti.

mau tau kelanjutan dr filmnya? makanya nonton hahaha nyesel deh kalo nggak nonton. gue aja nggak nyesel udah ngeluarin duit buat nonton hahaha :D film ini menyentuh kalbu banget. makanya gue sampe nangis di bioskop. bahkan sampe filmnya udh abis dan gue udh keluar bioskop, dan air mata itu masih mengalir. aaaaaa T.T sroooot #bunyiingus

jadi buat temen-temen semua, ayo nonton Malaikat Tanpa Sayap. film ini bagus, menyentuh, mendidik, dan menyadarkan kita supaya belajar banyak dr hidup. Bahwa hidup ini gak semudah kita membalikkan telapak tangan. Banyak pilihan dalam kehidupan ini dan kita harus memilih, gak bisa untuk nggak milih. 

bagi yg mau ngeliat trailernya, nih gue kasih linknya :)




See you, Guys! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar