12 Oktober 2011

Methik Nyaris Punah, Kearifan Lokal Indonesia Semakin Terkikis

Bukan suatu hal yang asing jika kita mendengar kata beras. Seperti yang kita tahu bahwa beras adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Proses terjadinya beras itu sendiri berasal dari padi. Oleh karena itu, tidak heran jika sebagian besar mata pencaharian masyarakat Indonesia adalah menanam padi. Sehingga banyak para petani yang melakukan upacara-upacara atau ritual-ritual sebelum menanam dan sesudah panen padi sebagai rasa syukur kedapa Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi, semakin berkembangnya jaman yang memperlihatkan kecanggihan teknologi di sana-sini, membuat kegiatan tradisional seperti upacara-upacara atau ritual-ritual tersebut hampir tidak pernah lagi dilaksanakan.


Panen padi merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang paling dinantikan para petani sebagai proses akhir dalam kegiatan tanam menanam padi. Ibu Dra. Koeshartati (Majalah Bendhe Vol. VI No. 2 Juni 2011 hal. 25-27) mengangkat satu tema tentang “methik” yaitu salah satu budaya tradisi yang sering dilakukan petani saat akan panen pertama kali. Tulisan beliau sangat menarik untuk dibahas menyangkut hubungan antara “methik” dengan tradisi menanam padi pada saat ini justru jauh berbeda.

Menurut Ibu Dra. Koeshartati, “Methik merupakan wujud tanda syukur atas keberhasilan menanam padi sehingga hasilnya melimpah.”
Methik itu sendiri merupakan acara tradisi panen pertama yang dilakukan oleh para petani. Tujuannya adalah untuk menyampaikan rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa karena telah melimpahkan keberkahan sehingga tanaman padi mereka tumbuh subur dan terbebas dari hama, kemudian berterima kasih kepada siapa saja yang telah turut serta membantu penanaman padi tersebut, dan sebagai penghormatan terhadap Dewi Sri.
Dewi Sri merupakan sosok yang dipercaya oleh para petani memiliki rasa menyayangi sehingga penanaman padi mereka mampu mencapai panen. Sebab Dewi Sri telah mau singgah di sawah mereka untuk menjaga tanaman padi mereka dari hama. Oleh karena itu, yang melaksanakan methik hanya para wanita dan para petani di sekitar sawah. Pemimpin methik itu sendiri bukan sembarang wanita, tetapi harus wanita yang sudah tua, berkecukupan dan memiliki pengalaman soal methik.
Dalam ritual ini, banyak persyaratan yang harus disanggupi seperti adanya sesaji dengan isi sesaji yang bermacam-macam menunya. Selain itu juga ada penggunaan selendang batik pada wanita si pemimpin methik, dan methik dilakukan pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari.
Sayangnya, kegiatan methik sudah jarang sekali dilakukan oleh para petani karena banyak sebab. Adanya gangguan hama, perubahan iklim yang tak terduga (karena dalam hal ini para petani memiliki kelemahan dalam memperkirakan perubahan musim hujan dan kemarau, apalagi pranata mangsa juga sudah tidak bisa lagi menjadi satu-satunya patokan, pegangan), dan yang paling fatal adalah ketika banyak para petani yang mulai berpikir secara logika dan rasional bahwa methik sangat dekat dengan unsur mistis, klenik, dan gugon tuhon.
Itulah sebagian dari penyebab mengapa methik nyaris punah. Mungkin hanya tinggal beberapa petani saja yang masih melestarikan tradisi tersebut. Padahal methik memiliki pesan dan tujuan tertentu meskipun ritual-ritual methik itu sendiri lekat sekali dengan kesan mistis. Justru ‘kemistikan’ inilah yang membuat methik justru harus dilestarikan sebagai salah satu hasil budaya, dalam bentuk kearifan lokal.
Methik dikatakan sebagai salah satu hasil budaya kearifan lokal karena keberadaan tersebut sudah berlangsung cukup lama dan terbukti positif memiliki manfaat (pada zamannya). Methik mengajarkan kepada setiap orang untuk tidak lupa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa meskipun tanpa dengan cara ritual yang terbilang mistis itu pun bisa dilakukan. Akan tetapi, tradisi inilah yang seharusnya dilestarikan agar kearifan lokal Indonesia tetap ada dengan cara yang berbeda-beda di setiap etnisnya.

1 komentar:

  1. Kalau di tempatku, gak harus wanita yg jadi pemimpin methiknya, justru Pria.
    Di tempatku juga ada dua istilah untuk memanen padi.
    1.Methik
    2.Ndlesepi

    BalasHapus